Selasa, 26 April 2011

Gereja Yang Tangguh

    Kisah Para Rasul 11:19-30 memberikan satu gambaran tentang gereja mula-mula sebagai gereja yang tangguh menjadi cerminan gereja sekiarang ini.  Marilah kita lihat tiga ciri khas gereja yang tangguh menurut Kisha Para Rasul 11:19-30.
   Pertama, Gereja yang mengalami tantangan. "Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja" (KPR 11:19).
   Penganiayaan yang dialami oleh gereja mula-mula merupakan salah satu bentuk tantangan yang ada pada saat itu tetapi tantangan itu tidak membuat mereka menyangkal imannya, sebaliknya semakin banyak orang menjadi percaya dan bertobat justru karena perlakuan tidak manusiawi dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan.
   Kita harus menjadi gereja yang siap mengalami tantangan! Ketika kita menghadapi tantangan, maka kita akan siap mengalami kemenangan! Bersyukurlah atas tantangan dan bersyukurlah juga atas kemenangan yang akan diraih! Rasul Paulus mengatakan," Syukur kepada Allah yang telah membawa kita ke jalan kemenangan-Nya".
    Kedua, Gereja yang memberitakan Injil.  "Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan. Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan" (KPR 11:20-21).
    Penyertaan Tuhan justru terjadi saat kita mengalami penganiayaan.  Meskipun fisik mereka didera habis-habisan, mereka tetap memberitakan Injil karena tangan Tuhan menyertai mereka. Kapan terakhir Anda memberitakan Injil?
    Ketiga, Gereja yang memiliki mental kaya.  "Seorang dari mereka yang bernama Agabus bangkit dan oleh kuasa Roh ia mengatakan, bahwa seluruh dunia akan ditimpa bahaya kelaparan yang besar.  Hal itu terjadi juga pada zaman Klaudius.  Lalu murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara yang diam di Yudea" (KPR 11:28-29).
    Kalau ada di antara Anda pernah mengatakan bahwa ada gereja yang miskin, Anda telah keliru.  Tidak ada gereja miskin karena bapanya sama. Bapa kita adalah bapa yang kaya.  Marilah kita belajar bahwa kekayaan itu bukan berkaitan dengan materi, melainkan dengan hati.  Sukses tidak berkaitan dengan kondisi keuangan, tetapi dengan kondisi hati dan pikiran.  Kita harus mengatakan bahwa kita kaya setiap hari.  Sebab itu, milikilah mental kaya!