Selasa, 01 Mei 2012


DI ANTARA DUA PILIHAN
Oleh Yusuf Eko Widiarto*

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering diperhadapkan dengan kenyataan untuk memilih salah satu  di antara dua pilihan: sakit atau sehat?, lapar atau kenyang?, kurang atau lebih? Bagi seorang pelajar: tinggal kelas atau naik kelas?– bagi seorang pedagang: tidak terjual dagangannya atau laris? – bagi seorang karyawan perusahaan: bolos kerja atau lembur (offertime) dengan bonus  dari boss-nya.
Kenyataan hidup yang kita hadapi seakan-akan berbeda dari harapan kita, perhatikan bagaimana kelaparan hebat melanda seluruh penduduk  Samaria. Bukankah penduduk kota Samaria mengenal Allah dan hidup menyembah Dia. Tetapi kenyataannya mereka dikepung oleh tentara Aram di bawah pimpinan Raja Benhadad (2 Raja-raja 6:24-33), dampaknya harga barang2 yang biasanya dibuang dan ‘menjijikan’ pun mahal harganya dan menjadi bahan makanan seperti 1 (satu) kepala keledai seharga 80 syikal perak (dirupiahkan sekitar Rp.535,766,-) dan seperempat kap (cangkir) tahi merpati seharga 5 syikal perak (dirupiahkan sekitar Rp.307,230,-). Wow bukankah mahal harganya? Di sisi lain, bukankah itu bukanlah  makanan yang halal bagi warga Kerajaan Yehuda yang berpusat ibukota di Samaria dalam periode kepemimpinan Raja Yoram saat itu.
Seakan-akan seperti penggalan dari isi lagu yang plesetin  oleh seseorang : “naik-naik ke puncak gunung, tinggi-tinggi sekali,….kiri kanan kulihat saja…barang-barang naik harganya…..kiri kanan mahal harganya…he…he.) dan juga, lagu dari Slank ,salah satu group musik rock Indonesia judulnya: “Naik-naik….”. Semuanya terjadi karena terbatasnya bahan pasokan makanan yang habis di Kota Samaria yang membutuhkan suplai (import) dari kota lain sedangkan situasi saat itu tidak menginjinkan warga Samaria mendatangkan bahan makanan dari luar Samaria.
Juga, karena mahalnya harga bahan makanan membuat sebagian yang lain menjadi barbar seperti digambarkan di dalam 2 Raja-raja 6:26-29, dimana ada dua perempuan telah membunuh, memasak dan memakan daging anaknya sendiri. Dahulu sempat negeri kita digegerkan dengan Sang Pemakan Mayat alias “Sumanto’ tetapi adiknya, “Parno” ikut mayat juga seperti dikutip http://koranbaru.com/parno-adik-dari-sumanto-juga-pemakan-mayat/ edisi 17 Maret 2011, tetapi ini justru ini lebih sadis! Bicara kelaparan mememang sesuatu yang patut direnungkan, dimana data Persekutuan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan setiap 5 detik di dunia ada 1 orang meninggal karena kelaparan, demikian dipaparkan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Ban Ki-moon pada 16 November 2009 (Selasa, 11 Agustus 2010 oleh http://wahw33d.blogspot.com/2010/08/tingkat-kematian-akibat-kelaparan-di.html).
Mengapa banyak orang demo tolak kenaikkan harga bahan bakar bumi
(BBM)? Karena kuatir kenaikkan harga BBM tersebut akan berimbas harga-harga sembako,transportasi, jasa dan lainnya akan naik karena semuanya pakai BBM..takut tidak sanggup penuhi kebutuhannya! Jika BBM naik, maka  diprediksi akan bertambah 1,5 juta warga miskin baru di Indonesia seperti dituturkan http://www.lensaindonesia.com pada Rabu, 28 Maret 2012.
Tetapi sebagai orang percaya kepada TUHAN , kira harus memimilih yang BENAR sesuai kehendak TUHAN, dimana melalui kehendakNya TUHAN pasti memelihara kehidupan kita. Sekalipun mungkin BBM akan naik, yang pasti BBM (Berkat-Berkat Mengikuti), berkat Tuhan akan menngikuti hidup kita.
Dalam situasi sesulit apapun pilihlah satu di antara dua pilihan YANG BENAR sesuai FIRMAN TUHAN !
Dengan bercermin dari kisah nyata di dalam Kitab 2 Raja-raja 6:32-7:20 – Mari kita pelajari bagaimana orang-orang yang mengenal Tuhan ini memilih apa yang BENAR salah satu di antara dua pilihan  yang dihadapinya.
Elisa, Walaupun sempat takut,  tetapi akhirnya berani karena Firman Tuhan (2
Raja-raja 6:32,33-7:1-3).
          Setiap orang pasti memiliki rasa takut terhadap sesuatu; ada yang takut jika masuk dalam ruangan yang gelap, ada yang takut jika ada di atas ketinggian, serta ada yang takut mendengar suara yang aneh atau asing. Demikianlah Elisa takut karena ia mendengar bahwa Raja marah kepadanya bahkan akan membunuhnya (2 Raja-raja 6:33).
Jangan sampai ketakutan membuat kita tidak  mempercayai TUHAN lagi seperti Raja dan ajudannya (2 Raja-raja 6:33; 7:2). Seperti Raja Samaria mengatakan bahwa TUHAN tidak bisa diharapkan lagi (6:33). Bukankah TUHAN adalah sumber harapan hidup kita, dan IA bisa diharapkan oleh kit. Seperti ajudan Raja Samaria mengatakan bahwa TUHAN tidak bisa lagi berbuat apa-apa (7:2a). Bukankah, tiada yang MUSTAHIL bagi ALLAH: “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” (Lukas 1:37) dan “Segala sesuatu mungkin bagi orang percaya” (Markus 9:23)
Jangan lupa bahwa kuasa Firman Tuhan bisa mengubah keadaan (2 Raja-raja
7:1). Oleh karena sangat penting kita hidup dan bertumbuh dalam Firman Tuhan.
Marilah kita jangan mau lagi dikuasai oleh ketakutan sebaliknya beranilah
karena Fiman Tuhan sebab “FirmanMu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku”  (Mazmur 119:105) dan “sebab Allah  tidak memberikan kpd kita roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban” (2 Timotius 1:7)
Empat orang kusta, walaupun dalam posisi merasa tidak bisa berbuat apa-apa, tetapi akhirnya melakukan apa yang terbaik dalam hidupnya (2 Raja-raja 7:3-7).
4 orang kusta diperhadapkan dengan dengan 2 pilihan yaitu berserah MATI saja atau pertahankan HIDUP yang digambarkan dengan 3 hal yang dipertimbangkan: pertama,  masuk ke kota Samaria tapi akan ikut mati kelaparan seperti warga yang lainnya; kedua, duduk2 saja di dekat pintu gerbang kota berarti menunggu mati juga;
ketiga, masuk ke perkemahan tentara Aeam hasilnya untung-untungan, bisa tetap hidup atau mati.
Akhirnya mereka memilih masuk ke wilayah musuk. Ternyata  perkemahan itu penuh dengan makanan dan harta benda yang ditinggalkan begitu saja karena Allah telah meporak-porandakan tentara Aram.
Jangan  terus-menerus dalam posisi merasa tidak bisa berbuat apa-apa sehingga kita nyata-nyata tidak berbuat apa-apa (2 Raja-raja  7:3-4).jangan’NATO’  (No Action Talk Only=tidak ada tindakan hanya bicara saja atau ‘omdo’ omong doing )tetapi ‘talk less do more’ (sedikit bicara banyak bertindak).
Tidak seorang pun manusia dalam kenyataannya tidak ada yang tidak bisa berbuat apa-apa, hanya karena masih ada keraguan untuk mengambil keputusan dan bertindak. Jika kita ragu-ragu mengambil keputusan maka tidak akan ada perubahan. Tuhan memberikan kemampuan kepada setiap orang untuk melakukan  sesuatu bahkan melakukan apa yang terbaik.
Tidak semua hal berhubungan dengan apa yang bisa dilakukan harus kita semua yang melakukan dalam kehidupan ini. Tuhan akan melakukan apa yang IA lakukan, sedangkan kita harus lakukan apa yang harus kita lakukan. Hendaklah: “apa yang menjadi bagian Tuhan pasti Tuhan akan lakukan, dan apa yang menjadi bagian kita, kita harus lakukan juga”.
Jangan  menuntut orang lain (pihak lain) untuk berbuat sesuatu untuk kita, melainkan kita belajar menuntut diri kita berbuat sesuatu untuk diri kita dan  orang lain (2 raja-raja 7:5, 9). Inilah yang dikatakan sebagai belajar berbuat sesuatu yang terbaik  (2 Raja-raja 7:5b). Di samping itu, kita selalu yakin bahwa perbuatan Tuhan demi kebaikan semua orang yang percaya padaNya (2 Raja-raja 7:5b). Juga, kita perlu Belajar  berbuat dengan bergantung kepada kuasa Tuahn (2 Raja-raja 7:6). Ingatlah bahwa perbuatan Tuhan terkadang di luar akal kita (2 Raja-raja 7:6). Inilah yang akan meneguhkan iman kita agar dimampukan melakukan yang terbaik karena kekuatan yang Ia berikan kepada kita.
Jika kita belajar memilih apa yang benar sesuai Firman Tuhan dan kehendak Allah maka ada hasil akhir luar biasa seperti digambarkan di dalam 2 Raja-raja 7:16, “Maka keluarlah penduduk kota itu menjarah tempat perkemahan orang Aram. Karena itu sesukat tepung yang terbaik berharga sesyikal dan dua sukat jelai berharga sesyikal, sesuai dengan Firman TUHAN
Mari kita hadapi hari-hari hidup kita dengan pilihan yang bijak. Melangkah dengan perhitungan yang cermat, benar dan penuh hikmat TUHAN hasilnya akan mendatangkan campur tangan Allah. Ambil keputusan dan bertindak untuk memilih yang BENAR sesuai kehendak TUHAN dan firmanNya saja karena itu pasti memelihara hidup kita. Atasi ketakutan kita, sebaliknya belajar berani karena Firman Tuhan. Yakinlah dengan diri kita yang dimampukan oleh TUHAN untuk melakukan yang terbaik dalam kehidupan ini – “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13).

*Yusuf Eko Widiarto adalah Gembala Sidang GSJA CitraRaya, Tangerang dan Sekretaris BPD GSJA Banten Periode 2010-2013.

DI ANTARA DUA PILIHAN


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering diperhadapkan dengan kenyataan untuk memilih salah satu  di antara dua pilihan: sakit atau sehat?, lapar atau kenyang?, kurang atau lebih? Bagi seorang pelajar: tinggal kelas atau naik kelas?– bagi seorang pedagang: tidak terjual dagangannya atau laris? – bagi seorang karyawan perusahaan: bolos kerja atau lembur (offertime) dengan bonus  dari boss-nya.
Kenyataan hidup yang kita hadapi seakan-akan berbeda dari harapan kita, perhatikan bagaimana kelaparan hebat melanda seluruh penduduk  Samaria. Bukankah penduduk kota Samaria mengenal Allah dan hidup menyembah Dia. Tetapi kenyataannya mereka dikepung oleh tentara Aram di bawah pimpinan Raja Benhadad (2 Raja-raja 6:24-33), dampaknya harga barang2 yang biasanya dibuang dan ‘menjijikan’ pun mahal harganya dan menjadi bahan makanan seperti 1 (satu) kepala keledai seharga 80 syikal perak (dirupiahkan sekitar Rp.535,766,-) dan seperempat kap (cangkir) tahi merpati seharga 5 syikal perak (dirupiahkan sekitar Rp.307,230,-). Wow bukankah mahal harganya? Di sisi lain, bukankah itu bukanlah  makanan yang halal bagi warga Kerajaan Yehuda yang berpusat ibukota di Samaria dalam periode kepemimpinan Raja Yoram saat itu.
Seakan-akan seperti penggalan dari isi lagu yang plesetin  oleh seseorang : “naik-naik ke puncak gunung, tinggi-tinggi sekali,….kiri kanan kulihat saja…barang-barang naik harganya…..kiri kanan mahal harganya…he…he.) dan juga, lagu dari Slank ,salah satu group musik rock Indonesia judulnya: “Naik-naik….”. Semuanya terjadi karena terbatasnya bahan pasokan makanan yang habis di Kota Samaria yang membutuhkan suplai (import) dari kota lain sedangkan situasi saat itu tidak menginjinkan warga Samaria mendatangkan bahan makanan dari luar Samaria.
Juga, karena mahalnya harga bahan makanan membuat sebagian yang lain menjadi barbar seperti digambarkan di dalam 2 Raja-raja 6:26-29, dimana ada dua perempuan telah membunuh, memasak dan memakan daging anaknya sendiri. Dahulu sempat negeri kita digegerkan dengan Sang Pemakan Mayat alias “Sumanto’ tetapi adiknya, “Parno” ikut mayat juga seperti dikutip http://koranbaru.com/parno-adik-dari-sumanto-juga-pemakan-mayat/ edisi 17 Maret 2011, tetapi ini justru ini lebih sadis! Bicara kelaparan mememang sesuatu yang patut direnungkan, dimana data Persekutuan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan setiap 5 detik di dunia ada 1 orang meninggal karena kelaparan, demikian dipaparkan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Ban Ki-moon pada 16 November 2009 (Selasa, 11 Agustus 2010 oleh http://wahw33d.blogspot.com/2010/08/tingkat-kematian-akibat-kelaparan-di.html).
Mengapa banyak orang demo tolak kenaikkan harga bahan bakar bumi
(BBM)? Karena kuatir kenaikkan harga BBM tersebut akan berimbas harga-harga sembako,transportasi, jasa dan lainnya akan naik karena semuanya pakai BBM..takut tidak sanggup penuhi kebutuhannya! Jika BBM naik, maka  diprediksi akan bertambah 1,5 juta warga miskin baru di Indonesia seperti dituturkan http://www.lensaindonesia.com pada Rabu, 28 Maret 2012.
Tetapi sebagai orang percaya kepada TUHAN , kira harus memimilih yang BENAR sesuai kehendak TUHAN, dimana melalui kehendakNya TUHAN pasti memelihara kehidupan kita. Sekalipun mungkin BBM akan naik, yang pasti BBM (Berkat-Berkat Mengikuti), berkat Tuhan akan menngikuti hidup kita.
Dalam situasi sesulit apapun pilihlah satu di antara dua pilihan YANG BENAR sesuai FIRMAN TUHAN !
Dengan bercermin dari kisah nyata di dalam Kitab 2 Raja-raja 6:32-7:20 – Mari kita pelajari bagaimana orang-orang yang mengenal Tuhan ini memilih apa yang BENAR salah satu di antara dua pilihan  yang dihadapinya.
Elisa, Walaupun sempat takut,  tetapi akhirnya berani karena Firman Tuhan (2
Raja-raja 6:32,33-7:1-3).
          Setiap orang pasti memiliki rasa takut terhadap sesuatu; ada yang takut jika masuk dalam ruangan yang gelap, ada yang takut jika ada di atas ketinggian, serta ada yang takut mendengar suara yang aneh atau asing. Demikianlah Elisa takut karena ia mendengar bahwa Raja marah kepadanya bahkan akan membunuhnya (2 Raja-raja 6:33).
Jangan sampai ketakutan membuat kita tidak  mempercayai TUHAN lagi seperti Raja dan ajudannya (2 Raja-raja 6:33; 7:2). Seperti Raja Samaria mengatakan bahwa TUHAN tidak bisa diharapkan lagi (6:33). Bukankah TUHAN adalah sumber harapan hidup kita, dan IA bisa diharapkan oleh kit. Seperti ajudan Raja Samaria mengatakan bahwa TUHAN tidak bisa lagi berbuat apa-apa (7:2a). Bukankah, tiada yang MUSTAHIL bagi ALLAH: “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” (Lukas 1:37) dan “Segala sesuatu mungkin bagi orang percaya” (Markus 9:23)
Jangan lupa bahwa kuasa Firman Tuhan bisa mengubah keadaan (2 Raja-raja
7:1). Oleh karena sangat penting kita hidup dan bertumbuh dalam Firman Tuhan.
Marilah kita jangan mau lagi dikuasai oleh ketakutan sebaliknya beranilah
karena Fiman Tuhan sebab “FirmanMu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku”  (Mazmur 119:105) dan “sebab Allah  tidak memberikan kpd kita roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban” (2 Timotius 1:7)
Empat orang kusta, walaupun dalam posisi merasa tidak bisa berbuat apa-apa, tetapi akhirnya melakukan apa yang terbaik dalam hidupnya (2 Raja-raja 7:3-7).
4 orang kusta diperhadapkan dengan dengan 2 pilihan yaitu berserah MATI saja atau pertahankan HIDUP yang digambarkan dengan 3 hal yang dipertimbangkan: pertama,  masuk ke kota Samaria tapi akan ikut mati kelaparan seperti warga yang lainnya; kedua, duduk2 saja di dekat pintu gerbang kota berarti menunggu mati juga;
ketiga, masuk ke perkemahan tentara Aeam hasilnya untung-untungan, bisa tetap hidup atau mati.
Akhirnya mereka memilih masuk ke wilayah musuk. Ternyata  perkemahan itu penuh dengan makanan dan harta benda yang ditinggalkan begitu saja karena Allah telah meporak-porandakan tentara Aram.
Jangan  terus-menerus dalam posisi merasa tidak bisa berbuat apa-apa sehingga kita nyata-nyata tidak berbuat apa-apa (2 Raja-raja  7:3-4).jangan’NATO’  (No Action Talk Only=tidak ada tindakan hanya bicara saja atau ‘omdo’ omong doing )tetapi ‘talk less do more’ (sedikit bicara banyak bertindak).
Tidak seorang pun manusia dalam kenyataannya tidak ada yang tidak bisa berbuat apa-apa, hanya karena masih ada keraguan untuk mengambil keputusan dan bertindak. Jika kita ragu-ragu mengambil keputusan maka tidak akan ada perubahan. Tuhan memberikan kemampuan kepada setiap orang untuk melakukan  sesuatu bahkan melakukan apa yang terbaik.
Tidak semua hal berhubungan dengan apa yang bisa dilakukan harus kita semua yang melakukan dalam kehidupan ini. Tuhan akan melakukan apa yang IA lakukan, sedangkan kita harus lakukan apa yang harus kita lakukan. Hendaklah: “apa yang menjadi bagian Tuhan pasti Tuhan akan lakukan, dan apa yang menjadi bagian kita, kita harus lakukan juga”.
Jangan  menuntut orang lain (pihak lain) untuk berbuat sesuatu untuk kita, melainkan kita belajar menuntut diri kita berbuat sesuatu untuk diri kita dan  orang lain (2 raja-raja 7:5, 9). Inilah yang dikatakan sebagai belajar berbuat sesuatu yang terbaik  (2 Raja-raja 7:5b). Di samping itu, kita selalu yakin bahwa perbuatan Tuhan demi kebaikan semua orang yang percaya padaNya (2 Raja-raja 7:5b). Juga, kita perlu Belajar  berbuat dengan bergantung kepada kuasa Tuahn (2 Raja-raja 7:6). Ingatlah bahwa perbuatan Tuhan terkadang di luar akal kita (2 Raja-raja 7:6). Inilah yang akan meneguhkan iman kita agar dimampukan melakukan yang terbaik karena kekuatan yang Ia berikan kepada kita.
Jika kita belajar memilih apa yang benar sesuai Firman Tuhan dan kehendak Allah maka ada hasil akhir luar biasa seperti digambarkan di dalam 2 Raja-raja 7:16, “Maka keluarlah penduduk kota itu menjarah tempat perkemahan orang Aram. Karena itu sesukat tepung yang terbaik berharga sesyikal dan dua sukat jelai berharga sesyikal, sesuai dengan Firman TUHAN
Mari kita hadapi hari-hari hidup kita dengan pilihan yang bijak. Melangkah dengan perhitungan yang cermat, benar dan penuh hikmat TUHAN hasilnya akan mendatangkan campur tangan Allah. Ambil keputusan dan bertindak untuk memilih yang BENAR sesuai kehendak TUHAN dan firmanNya saja karena itu pasti memelihara hidup kita. Atasi ketakutan kita, sebaliknya belajar berani karena Firman Tuhan. Yakinlah dengan diri kita yang dimampukan oleh TUHAN untuk melakukan yang terbaik dalam kehidupan ini – “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13).



Rabu, 14 Maret 2012

YESUS JAWABAN HIDUP KITA


“Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam ! Tenanglah!”
Lalu angin dan danau itu menjadi teduh sekali” (Markus 4:39)


                Seorang anak yang berusia 9 tahun dan duduk di kelas 4 SD adalah seorang yang taat kepada ayah-ibunya yang seringkali mengingatkannya untuk belajar dan terkadang harus menemani adiknya juga untuk belajar. Tetapi, ia di sekolah diharuskan menyelesaikan ujian. Wah, terkadang soal ujian yang ada baginya sulit untuk diselesaikannya.
                Demikian kehidupan kekristenan kita, ketaatan ukita kepada Tuhan bukanlah hidup kita akan tertutup dengan tantangan yang ada. Justru, tantangan yang datang lebih besar daripada yang biasanya.
Tuhan tidak pernah menyuruh agar ‘badai’ itu sama sekali jangan muncul di depan atau di dalam kehidupan kita sebaliknya Ia “ijinkan” agar kita siap untuk menghadapinya.
                Murid-murid taat untuk memenuhi perintah Tuhan agar mereka menyeberangi danau itu (lihat Markus 4:36-37). Wow, sekalipun danau itu cukup besar dan dipenuhi dengan tantangan alam, tetapi murid-murid tetap taat kepadaNya.
                Saat badai muncul di hadapan mereka, mengapa murid-murid menjadi sangat takut? Sebab mereka tidak percaya sepenuhnya kepada Yesus (ayat  38-39). Di dalam ayat 38 sangat jelas bagaimana ekspresi dan kwalitas kepercayaan atau iman murid-murid kepada Yesus dari pertanyaan mereka kepadaNya “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” (ayat 38; seakan-akan melupakan Yesus dan  kuasaNya , dimana murid-muridNya menyaksikan Yesus yang menyembuhkan banyak orang sakit di Galilea dan roh-roh jahat tunduk kepada Dia (Markus 3:10-11).
Mereka berpikir bahwa Yesus tidak perduli dengan hidup mereka; Yesus mengasihi setiap orang berdosa, dan Yesus selalu perduli dengan kehidupan setiap orang yang percaya kepadaNya.
Dan sebagai bukti bahwa Ia perduli tidak hanya No Action Talk Only (Hanya berkata-kata tidak ada tindakan),  Yesus langsung bertindak; di dalam ayat 39 dikatakan : “Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu dan danau itu menjadi teduh sekali.
Yesus adalah Tuhan yang berkuasa atas alam  semesta ini. Hidup kita ada dalam genggaman tanganNya. Yesus menjadi jawaban hidup kita! Dan,Yesus mengijinkan ‘badai’ ada dalam kehidupan kita agar iman kita bertumbuh! Kuncinya adalah IMAN  kepadaNya!
Marilah kita miliki iman sepenuhnya kepada Tuhan Yesus dengan menyerahkan sepenuhnya hidup kepadaNya, seperti yang dikatakan Mazmur 37:5, “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak”.

Minggu, 21 Agustus 2011

Pena Gembala Minggu, 21 Agustus 2011


Aku dan Keluargaku
“Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan
beribadah kepada Tuhan”
(Yosua 24:15)

              Hari ini adalah hari perhentian dimana setiap kita dapat menggunakan kesempatan untuk berbakti bersama-sama, baik orang tua maupun anak.  Bersama siapakah Anda beribadah pada hari ini?  Apakah anak-anak Anda juga ikut serta?
              Ketika Yosua telah lanjut usia, ia menasihati seluruh bangsanya (Yosua 24:1-15).  Antara lain ia mengingatkan agar jangan meninggalkan ibadah mereka kepada Tuhan yang telah memberikan pimpinan dan pertolongan sehingga mereka tiba di tanah perjanjian.  Yosua mengatakan bahwa dalam hal ibadah, ia dan seisi rumahnya akan beribadah kepada Tuhan. Bukan hanya ia sendiri, namun juga anak-anaknya dan seisi rumahnya (Yosua 24:15).
Pada masa sekarang ini dirasakan adanya kemerosotan keluarga yang beribadah bersama-sama. Banyak orang tua memberikan kebebasan bagi anaknya untuk memilih sendiri agamanya; tidak mengarahkan mereka untuk beribadah bersama orang tuanya.  Sungguh suatu sikap yang tidak tepat! Apabila Anda mengalami kasih Allah dalam Tuhan Yesus yang telah menyelamatkan Anda, pastilah Anda akan berusaha agar seluruh anggota keluarga ikut beribadah hanya kepadaNya.
Ada seorang suami berkata:”Sungguh indah menikmati hadirat Tuhan saat aku bersama istri dan anakku beribadah di gereja ini”. Juga, seorang istri berkata:”Suasana sukacita bersama dengan keluarga saat memuji dan menyembah Tuhan bersama di Gereja!”. Baik suami ataupun istri dari keluarga tersebut telah merasakan indahnya beribadah bersama keluarga dan mereka adalah keluarga yang diberkati Tuhan!
Bagaimana dengan Anda? Mungkin Anda telah merindukan lama agar Anda dan keluargamu datang beribadah bersama berdoalah demikian: “Tuhan, saya berdoa untuk anggota keluarga saya yang belum menyerahkan diri kepadaMu, berilah jalan dan kesempatan agar mereka mengenal kasihMu, sehingga akhirnya seisi keluarga saya beribadah hanya kepadaMu, dalam nama Tuhan Yesus,Amin

Selasa, 26 April 2011

Gereja Yang Tangguh

    Kisah Para Rasul 11:19-30 memberikan satu gambaran tentang gereja mula-mula sebagai gereja yang tangguh menjadi cerminan gereja sekiarang ini.  Marilah kita lihat tiga ciri khas gereja yang tangguh menurut Kisha Para Rasul 11:19-30.
   Pertama, Gereja yang mengalami tantangan. "Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja" (KPR 11:19).
   Penganiayaan yang dialami oleh gereja mula-mula merupakan salah satu bentuk tantangan yang ada pada saat itu tetapi tantangan itu tidak membuat mereka menyangkal imannya, sebaliknya semakin banyak orang menjadi percaya dan bertobat justru karena perlakuan tidak manusiawi dari orang-orang yang tidak mengenal Tuhan.
   Kita harus menjadi gereja yang siap mengalami tantangan! Ketika kita menghadapi tantangan, maka kita akan siap mengalami kemenangan! Bersyukurlah atas tantangan dan bersyukurlah juga atas kemenangan yang akan diraih! Rasul Paulus mengatakan," Syukur kepada Allah yang telah membawa kita ke jalan kemenangan-Nya".
    Kedua, Gereja yang memberitakan Injil.  "Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan. Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan" (KPR 11:20-21).
    Penyertaan Tuhan justru terjadi saat kita mengalami penganiayaan.  Meskipun fisik mereka didera habis-habisan, mereka tetap memberitakan Injil karena tangan Tuhan menyertai mereka. Kapan terakhir Anda memberitakan Injil?
    Ketiga, Gereja yang memiliki mental kaya.  "Seorang dari mereka yang bernama Agabus bangkit dan oleh kuasa Roh ia mengatakan, bahwa seluruh dunia akan ditimpa bahaya kelaparan yang besar.  Hal itu terjadi juga pada zaman Klaudius.  Lalu murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing dan mengirimkannya kepada saudara-saudara yang diam di Yudea" (KPR 11:28-29).
    Kalau ada di antara Anda pernah mengatakan bahwa ada gereja yang miskin, Anda telah keliru.  Tidak ada gereja miskin karena bapanya sama. Bapa kita adalah bapa yang kaya.  Marilah kita belajar bahwa kekayaan itu bukan berkaitan dengan materi, melainkan dengan hati.  Sukses tidak berkaitan dengan kondisi keuangan, tetapi dengan kondisi hati dan pikiran.  Kita harus mengatakan bahwa kita kaya setiap hari.  Sebab itu, milikilah mental kaya! 


Senin, 21 Maret 2011

MELALUI PERKATAANKU: APAKAH AKU SUDAH "DEWASA"?

MELALUI PERKATAANKU: APAKAH AKU SUDAH "DEWASA"?

Ada pepatah dari salah satu suku di negara kita, "Aji ning diri ana ing lati" artinya: kepribadian atau kedewasaan seseorang bisa dilihat dari 'lidahnya' atau perkataannya.
Tuhan mempunyai kerinduan bahwa setiap umatNya agar tidak hanya menjadi bayi rohani namun supaya dapat bertumbuh sampai menuju kedewasaan . Dan salah satu tanda bahwa seseorang bertumbuh menjadi dewasa yaitu mempunyai kemampuan untuk mengatur perkataannya. Memang hal ini tidak mudah karena lidah walaupun sangat kecil namun sulit ditaklukkan. Namun demikian Tuhan mempunyai harapan kalau kita bertumbuh maka kita akan mampu menguasai perkataan kita.

Ciri orang dewasa dalam perkataan:

1. Berbicara dalam waktu yang tepat, kalau kita adalah orang yang sudah dewasa dalam perkataan maka kita akan tahu kapan waktunya untuk berbicara tentunya dalam waktu yang tepat. Amsal 25:11.mengatakan Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak. Sehingga, orang yang mengucapkan perkataan yang tepat itu diibaratkan seperti apel emas di pinggan perak dalam arti sangat luar biasa. Seringkali perkataan yang kita ucapkan itu ditafsirkan salah, karena sebenarnya hanya waktunya yang tidak tepat. Sehingga dengan demikian hasilnya akan buruk. Misalnya seorang istri yang berbicara pada suami dalam waktu yang tidak tepat sehingga akan tidak maksimal. Sebab itu setiap kita harus dapat menahan emosi sehingga hasilnya akan tepat dan menghasilkan sesuatu yang maksimal.

2. Berbicara dengan isi yang bermanfaat (Yesaya 50:4) kalau kita sungguh dewasa maka dalam setiap perkataan yang keluar itu akan dapat membawa keuntungan serta manfaat bagi orang lain. Ketika kita mendengar firman maka disana telinga kita akan terlatih. Selain itu kita harus memperhatikan perkataan kita sehingga mereka yang mengalami masalah akan dikuatkan oleh perkataan kita.

3. Berbicara dengan cara yang tepat, seringkali orang tidak dapat menerima perkataan kita karena cara kita berbicara kurang sopan dan tidak berkenan. Amsal 15:1 mengatakan bahwa . Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah. Yang dimaksud kata-kata yang lemah lebut adalah cara bagaimana kita berbicara dan menjawab orang lain. Karena itu orang yang dewasa perkataannya tidak hanya isinya yang bermanfaat tetapi cara bicaranya lemah lembut dan baik.

4. Berbicara dengan tepat dan dapat dipercaya Yakobus 5:12 disana dikatakan bahwa jika kita berbicara harus mengatakan ya jika ya dan mengatakan tidak jika tidak supaya kita jangan kena hukuman, selain itu kita tidak boleh bersumpah. Lalu mengapa orang sampai bersumpah? karena perkataannya tidak dapat dipercaya sehingga ia meyakinkan lawan bicaranya dengan sumpah. Karena itu perkataan kita harus dapat dipegang dan dipercaya oleh orang lain

Ketika kita dapat melakukan ke 4 hal diatas maka dampak yang kita alami adalah:

1. Kita akan memiliki hubungan yang baik dan menguntungkan. Amsal 22:11 dikatakan bahwa orang yang mencintai kesucian hati dan yang manis bicaranya menjadi sahabat Raja . Menurut survey kesuksesan dalam hidup ini 70 % ditentukan oleh hubungan. Sehingga dalam hal apapun kita harus dapat membangun hubungan yang baik sehingga mengubah dan menguntungkan kita.

2. Memiliki integritas (Yakobus 5:12). Karena perkataan kita baik dan benar, maka kita akan membangun image yang benar. Dimana apa yang kita katakan itu benar dan sesuai, termasuk saat kita berdagang biarlah kita juga selalu memiliki integritas

3. Merubah keadaan yang buruk menjadi baik. Di dalam setiap perkataan yang diucapkan ada kuasanya. Amsal 12:25 mengatakan bahwa kekuatiran dalam hati membungkukkan orang tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia Maksudnya orang yang perkataannya baik walaupun kondisinya kurang baik maka perkataannya mempunyai kuasa untuk merubah keadaannya. Manusia diciptakan Tuhan serupa dan segambar dengan Allah dan salah satunya adalah dalam perkataan. Allah mempunyai perkataan yang berkuasa untuk mencipta. Allah menciptakan langit bumi dan segala isinya hanya dengan berfirman. Sekalipun tidak sedahsyat dengan Allah namun tetap ada kuasa dalam perkataan.
Kesaksian: Ada seorang hamba Tuhan yang saat bertemu dengan saya selalu mengucapkan perkataan negatif sampai akhirnya keadaannya seperti yang ia katakan. Karena itu jangan pernah mengutuki keadaan kita, ucapkan perkataan iman, ucapkan selalu firman Tuhan.maka keadaan buruk akan menjadi baik