Di dalam sebuah keluarga terdengar gemuruh tawa ria, entah karena ada yang berlaku seolah-olah dirinya adalah orang yang sedang diceritakan, atau sedang memperagakan perdebatan kecil yang baru dilihat atau dialaminya atau sekedar menyampaikan cerita ringan pada waktu makan bersama.
Bagaimanakah dengan keadaan di rumah Anda? Apakah humor dan rasa senang tertawa merupakan salah satu dari keterampilan dan sikap yang penting yang akan dipelajari anak-anak Anda dari Anda? Tidak banyak hal lain yang lebih unggul yang dapat membuat orang menjadi sehat selain daripada tertawa. Sesungguhnya, sebagaimana yang dikatakan oleh Amsal sejak dahulu kala: "Hati yang gembira adalah obat yang manjur" (Amsal 17:22).
Mengapa bisa demikian?
Karena tertawa merangsang peredaran darah, menstabilkan tekanan darah, meningkatkan pemberian oksigen pada darah, memperlancar pencernaan, dan memijat organ-organ tubuh yang penting. Bahkan akhir-akhir ini telah terbukti bahwa tertawa itu menolong tubuh untuk mengatasi rasa nyeri yang kronis.
Tertawa juga merupakan obat yang hebat untuk kerohanian. Tertawa itu juga meninggalkan kesenangan seseorang untuk terus hidup, mengurangi stres, dan memperlancar hubungan antar pribadi, yaitu orang tua dengan anak, suami dengan isteri dan sebaliknya, serta kakak dengan adik. Entah Anda menganggap diri Anda seorang yang suka melucu atau tidak, Anda selalu dapat memanfaatkan senyuman dan sikap jenaka untuk kebaikan keluarga Anda.
Selain hal di atas,apa manfaat lain kita menciptakan suasana humor atau pola 'tertawa itu sehat' dalam keluarga?
Pertama, rasa humor juga menolong para orang tua yang dengan teliti memikirkan bagaimana perasaan anak-anaknya untuk "memperkenankan anak-anak berlaku sebagai anak-anak". Berlaku sebagai anak-anak merupakan suatu hal yang membuat hati anak-anak menjadi nyaman dan anak-anak bisa berekpresi sebagai anak-anak.
Kedua, gelak tertawa dapat menyegarkan semangat manusia, terutama pada saat-saat krisis dan dalam keadaan emosi yang sangat berat. Perlu sekali terbangunnya hubungan keakraban yang dipenuhi dengan canda di antara orang tua dan anak.
Ketiga, tidak ada hal lain yang dapat menghilangkan ketegangan dan menetralkan keadaan di tengah konflik selain daripada suatu babak yang diisi dengan gelak tertawa. Konfrontasi dapat diredakan dan kemarahan dapat disejukkan oleh sedikit suasa canda tawa.
Disinilah orang tua harus menjadi teladan pola hidup 'tertawa itu sehat' dalam hubungan suami-isteri dalam keluarganya sehingga anak-anaknya pun akan mengikutinya. Jangan terus-menerus membangun suasana yang 'tegang' atau 'menekan' tetapi biasakanlah ada lelucon-lelucon yang muncul dan canda tawa dalam kebersamaan yang merekatkan hubungan satu dengan yang lain.
Masa anak-anak tanpa gelak tertawa pasti akan merupakan cerita yang suram. Gelak tertawa itu obat yang manjur-dan dalam hal ini Anda sebagai orang tua dapat menjadi dokter keluarga Anda!